Awalnya Shigeo (MoF) adalah jebolan universitas ecek-ecek yang beruntung lolos menjadi PNS di Departemen Keuangan. Shigeo yang culun bangga diterima disana. Bayangannya ia akan bertemu orang-orang hebat yang menjadi penyangga nomor satu Jepang dalam pengelolaan anggaran keuangan. Namun
seminggu kerja pertamanya ia shock mendapati teman-teman seprofesinya yang menggelikan, jauh dari kesan konservatif, kolot, tegas, bahkan kepala bironya, Pak Gamo berperilaku layaknya seorang gay yang lebay, Midori, ex miss Tokyo bersikap sangat genit dan narsis dan Hitomi, freelancer yang bersikap thrilled dan kekanakan. Ketika suatu waktu biro mereka menghadapi masalah keuangan negara yang pelik, mereka langsung berubah, menjadi birokrat yang bengis, realistis, idealis, visionary, jauh dari sikap yang mereka tunjukkan awalnya. Shigeo terpana karenanya. Midori bahkan mengatakan, jika ingin bertahan di dunia birokrat yang penuh skandal politik, maka carilah cara untuk menunjukkan L-Factormu. Ini pelajaran bagi Shigeo yang polos.
L-factor atau lebih dikenal sebagai LIKEABILITY, diartikan secara sederhana dalam cerita manga itu sebagai suatu kemampuan untuk memperlihatkan celah dan kelemahan diri agar mengesankan bahwa mereka adalah orang yang menyukai diri sendiri sebagai pribadi yang berkarakter.
Secara harfiah, Likeability sendiri merupakan kata yang sulit didefinisikan. Dalam kamus umum likeability tersamar dengan definisi ‘’easy to like’’(menjadi seperti), ‘’attractive’’ (menarik) atau ‘’ appealing’’(daya tarik). Namun penelitian dalam psikologi kepribadian, likeability diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan perilaku-perilaku positif melalui saluran emosi dan kelebihan fisik diri. Hasil positif dari likeability adalah kita tampil sebagai pribadi-pribadi yang likeable (menyenangkan)
Likeability untuk selanjutnya disebut L-factor lebih dari sekedar penting, lebih dari praktik dan lebih dari daya tarik semata. L-factor mampu menjadi unsur penentu berhasil tidaknya persaingan hidup yang pernah kita masuki.
Seberapa pentingkah L-factor bagi kita?
Kalo begitu coba renungkan, Apakah kita punya masalah dengan pergaulan? Apakah kita bermasalah dengan rekan atau atasan kita? apakah anda disukai anak didik anda? Apakah orang lain merasa nyaman didekat anda? apakah anda aman sebagai teman bicara? Kebanyakan orang percaya pada apa-apa yang mereka sukai dan ingin dikelilingi orang-orang yang menyukai mereka karena itu mereka mengemas diri dalam bungkus L-factor. Sebenarnya setiap orang memiliki L-factor, yang menjadi indikator seberapa besar ia menjadi pribadi yang menyenangkan, kita hanya perlu mengasah agar attitude itu dapat bermanfaat bagi kita. L-Factor mencakup hal empat elemen kepribadian:
a. Friendliness: kemampuan untuk berinteraksi, berkomunikasi, dan terbuka pada orang lain
b. Relevance : kecakapan untuk berhubungan dengan kepentingan, keinginan dan kebutuhan orang lain
c. Empathy : kemampuan untuk mengenali, mengakui dan merasakan pengalaman yang sama seperti yang dialami orang lain
d. Realness : integritas yang diyakini kebenarannya yang menjadi pegangan hidup dan idealism.
Pertanyaannya, apakah L-Factor bisa diartikan sebagai sebuah topeng?? Apakah dengan L-Factor kita menjadi orang lain dan merubah kepribadian kita? Dalam beberapa kasus, pribadi likeable bisa menjadi daya tarik tersendiri.
Orang-orang yang likeable dapat memberi kita perasaan positif, bahagia, santai dan nyaman bila kita berada didekatnya. Mereka dapat memberi solusi, hiburan yang bisa jadi membawa kita keluar dari depresi, kecemasan atau kejenuhan. Tentu saja jika orang yang berkarakter kuat bukan hanya sekedar memakai topeng likeable,namun mereka memang memiliki kepribadian itu. Berbeda dengan pribadi yang awalnya memiliki sifat dasar introvert, dengan mengasah L-Factor, mereka bisa saja menjadi orang yang likeable. Dalam hal ini lingkungan juga mempengaruhi kepribadian kita termasuk dengan siapa kita berteman, posisi kita dalam pergaulan dan bagaimana perspektif kita memandang suatu hal. Bisa jadi seseorang yang dulunya kita kenal sangat minder dapat berubah kepribadian menjadi percaya diri karena mampu mengasah L-Factor.
Nilai A-plus ketika kita mampu meningkatkan L-factor adalah:
1. menjadi pribadi yang unggul
2. mampu bertahan dengan tantangan hidup dan jadi seorang yang tangguh
3. memiliki fisik yang prima untuk berbagi dengan orang lain
4. mampu menunjukkan peran-peran sosial yang menakjubkan
so, apa yang mesti ditunggu, selamat mencari L-Factormu!
Resources and review:
1. MoF (Ministry of Finance) — Japan Manga
2. 21 Keys Magnetic Likeability—Marcandangel hack life, marcandangel.com
3. The Likeability Factor : How to Boost Your L-Factor and Achieve Your Life's Dreams—Tim Sanders, e-notalone.com
seminggu kerja pertamanya ia shock mendapati teman-teman seprofesinya yang menggelikan, jauh dari kesan konservatif, kolot, tegas, bahkan kepala bironya, Pak Gamo berperilaku layaknya seorang gay yang lebay, Midori, ex miss Tokyo bersikap sangat genit dan narsis dan Hitomi, freelancer yang bersikap thrilled dan kekanakan. Ketika suatu waktu biro mereka menghadapi masalah keuangan negara yang pelik, mereka langsung berubah, menjadi birokrat yang bengis, realistis, idealis, visionary, jauh dari sikap yang mereka tunjukkan awalnya. Shigeo terpana karenanya. Midori bahkan mengatakan, jika ingin bertahan di dunia birokrat yang penuh skandal politik, maka carilah cara untuk menunjukkan L-Factormu. Ini pelajaran bagi Shigeo yang polos.
L-factor atau lebih dikenal sebagai LIKEABILITY, diartikan secara sederhana dalam cerita manga itu sebagai suatu kemampuan untuk memperlihatkan celah dan kelemahan diri agar mengesankan bahwa mereka adalah orang yang menyukai diri sendiri sebagai pribadi yang berkarakter.
Secara harfiah, Likeability sendiri merupakan kata yang sulit didefinisikan. Dalam kamus umum likeability tersamar dengan definisi ‘’easy to like’’(menjadi seperti), ‘’attractive’’ (menarik) atau ‘’ appealing’’(daya tarik). Namun penelitian dalam psikologi kepribadian, likeability diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan perilaku-perilaku positif melalui saluran emosi dan kelebihan fisik diri. Hasil positif dari likeability adalah kita tampil sebagai pribadi-pribadi yang likeable (menyenangkan)
Likeability untuk selanjutnya disebut L-factor lebih dari sekedar penting, lebih dari praktik dan lebih dari daya tarik semata. L-factor mampu menjadi unsur penentu berhasil tidaknya persaingan hidup yang pernah kita masuki.
Seberapa pentingkah L-factor bagi kita?
Kalo begitu coba renungkan, Apakah kita punya masalah dengan pergaulan? Apakah kita bermasalah dengan rekan atau atasan kita? apakah anda disukai anak didik anda? Apakah orang lain merasa nyaman didekat anda? apakah anda aman sebagai teman bicara? Kebanyakan orang percaya pada apa-apa yang mereka sukai dan ingin dikelilingi orang-orang yang menyukai mereka karena itu mereka mengemas diri dalam bungkus L-factor. Sebenarnya setiap orang memiliki L-factor, yang menjadi indikator seberapa besar ia menjadi pribadi yang menyenangkan, kita hanya perlu mengasah agar attitude itu dapat bermanfaat bagi kita. L-Factor mencakup hal empat elemen kepribadian:
a. Friendliness: kemampuan untuk berinteraksi, berkomunikasi, dan terbuka pada orang lain
b. Relevance : kecakapan untuk berhubungan dengan kepentingan, keinginan dan kebutuhan orang lain
c. Empathy : kemampuan untuk mengenali, mengakui dan merasakan pengalaman yang sama seperti yang dialami orang lain
d. Realness : integritas yang diyakini kebenarannya yang menjadi pegangan hidup dan idealism.
Pertanyaannya, apakah L-Factor bisa diartikan sebagai sebuah topeng?? Apakah dengan L-Factor kita menjadi orang lain dan merubah kepribadian kita? Dalam beberapa kasus, pribadi likeable bisa menjadi daya tarik tersendiri.
Orang-orang yang likeable dapat memberi kita perasaan positif, bahagia, santai dan nyaman bila kita berada didekatnya. Mereka dapat memberi solusi, hiburan yang bisa jadi membawa kita keluar dari depresi, kecemasan atau kejenuhan. Tentu saja jika orang yang berkarakter kuat bukan hanya sekedar memakai topeng likeable,namun mereka memang memiliki kepribadian itu. Berbeda dengan pribadi yang awalnya memiliki sifat dasar introvert, dengan mengasah L-Factor, mereka bisa saja menjadi orang yang likeable. Dalam hal ini lingkungan juga mempengaruhi kepribadian kita termasuk dengan siapa kita berteman, posisi kita dalam pergaulan dan bagaimana perspektif kita memandang suatu hal. Bisa jadi seseorang yang dulunya kita kenal sangat minder dapat berubah kepribadian menjadi percaya diri karena mampu mengasah L-Factor.
Nilai A-plus ketika kita mampu meningkatkan L-factor adalah:
1. menjadi pribadi yang unggul
2. mampu bertahan dengan tantangan hidup dan jadi seorang yang tangguh
3. memiliki fisik yang prima untuk berbagi dengan orang lain
4. mampu menunjukkan peran-peran sosial yang menakjubkan
so, apa yang mesti ditunggu, selamat mencari L-Factormu!
Resources and review:
1. MoF (Ministry of Finance) — Japan Manga
2. 21 Keys Magnetic Likeability—Marcandangel hack life, marcandangel.com
3. The Likeability Factor : How to Boost Your L-Factor and Achieve Your Life's Dreams—Tim Sanders, e-notalone.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar