27 Juni 2011

Menjemput Pengantin Muhammad--Part 1--


Hari itu hari yang tak terlupakan, ketika datang balasan curahan hati kecil seorang kawan.
“ mb, aku ditolak, aku keduluan”
“WHAAT??
” apa-apan maksudnya? Ditolak?? Keduluan?
Dan mengalirlah cerita itu, tentang seorang laki-laki sholih dalam kacamata seorang gadis belia, yang sungguh membuatnya terpesona ketinggian akhlaknya, dan dengan segenap kekuatan, Gadis itu memberanikan diri “meminta” laki-laki itu menjadi pendampingnya.

‘’tapi aku lega, paling tidak bebanku berkurang”katanya
“hanya aku benar-benar penasaran, gadis mana yang mendahuluiku?”. Dan terus terang, aku juga penasaran.

Disisi lain, ingatanku mundur ke belakang, ketika dengan persona paradigma yang hampir sama, akupun pernah ada dalam posisinya, tapi ini sungguh diluar dugaan, ternyata diluar sana, banyak perempuan-perempuan yang lebih hebat, lebih berani terbuka dan menyatakan keinginan menikah dengan seorang lelaki yang disukainya ( jawa: nembung). Waaaw, apakah dunia ini beranjak polos meninggalkan patriarki?? Ada semacam pergeseran budaya ketika laki-laki surut dalam dominasi hubungan??ketika laki-laki mulai bersikap pasif?? Dan nyatanya ini pengetahuan baru yang kudapat dari Gadis,

“ dan, mb tau, beberapa dari mereka, sama seperti kita, maunya menunggu, menunggu sikap aktif kita, mereka terlalu malu untuk mengatakan, Will u marry me?, sesuka apapun ia dengan kita, ia tak akan berani mengatakan .” 

dan spontan terbayanglah aku dengan sosok-sosok bidadari yang penghuni surga, (berarti dalam hal ini bidadara dunk hehehe)
Dan di dalam Surga-Surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan, menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni Surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin.” (QS. Ar Rahman : 56)

Nasehat itu malah melejitkan potensi kanker otak di kepalaku.haha. hmm, begitu ya, jadi ada tipe laki-laki seperti itu, aku mengangguk-angguk. Tapi berapa banyak ya??gimana caranya tau??—belum dapat ilmunya nii--,

dan aku terlalu salut dengan keberanian Gadis, bagiku ialah Khadijah masa kini, yang punya keberanian luar biasa, ia beda dari perempuan kebanyakan yang masih terdongkel stigma: “perempuan itu lebih baik pasif agar tak menyakiti harga diri”. Semarak patriarki nyatanya memang mendeskriminasi sikap-sikap perempuan berani seperti itu, bukan karena karakter manusia sekarang namun budaya yang kadung melekat di benak pendahulu-pendahulu mereka sebagai hukum tak tertulis dalam adat dan kebiasaan. Yang tentu saja dicekokkan pada generasi penerusnya. Nyatanya, peradaban itu selalu berkembang, namun bukan berarti dunia tiwalik dan memelintir peran gender lelaki dan permpuan. Ini bisa menjadi konjungsi dalam komunikasi global, setiap orang bebas terbuka memilih apapun yang disukai atau tidak disukai. Dipilih itu menyenangkan, dan ditolak itu emang sakit, tapi beberapa lelaki menyatakan, perempuan seperti itu benar-benar luar biasa, merekalah yang seharusnya dipilih. Dan ummul mukminin kita Khadijah r.a, adalah satu perempuan luar biasa itu, dan beliau memilih Muhammad sebagai pengantinnya.
So, apakah kita, perempuan-perempuan masa depan ini punya keberanian seperti itu ya?haha..
Mungkin masih mikir kaya aku, --umur 20an--emang siapa gw?? Siapa aku gituu??
Kalo yang—umur30an—emang siapa elo??
Kalo yang—umur 40an—siapa aje deeh---
hehehe
To be continued ah bahasannya-------------------

1 komentar: