09 Agustus 2010

IM THE LUCKY ONE


Orang bodoh dikalahkan oleh orang pintar
Orang pintar dikalahkan oleh orang licik
Orang licik dikalahkan oleh orang yang beruntung


Bagaimana caranya menjadi orang yang beruntung?
Beruntung bukan sebuah kebetulan tetapi beruntung itu lebih dekat pada sikap-sikap kemuliaan/ atau berbuat baik. FaKtor kebetulan itu sangat menghina skenario tuhan, karena segala sesuatunya sudah diatur dan direncanakan.

Seperti hukum kekekalan energi einstein, energi itu tak dapat diciptakan dan dimusnahkan tetapi hanya berubah bentuk, sama halnya dengan kebaikan-kebaikan yang kita tanamkan. Jadi beruntung itu merupakan hasil melalui proses yang disiapkan lewat kebaikan-kebaikan kecil yang terkadang kita sepelekan. Nah, Keberuntungan akan terjadi bila tabungan energi kebaikan kita sudah penuh dan banyak seperti halnya bunga bank.

Apakah Orang yang beruntung itu selalu orang yang baik?
Kebanyakan kita selalu melihat sesuatu dari sisi materi. Jika ada orang yang merusak energi kebaikan kita tergantung pada kita mengijinkannya. Kita bisa jadi hancur karena orang lain karena kita mengizinkannya padahal Nasib kita ditentukan oleh diri kita dan Tuhan.
Kitalah yang memiliki diri kita. We'll be a player sebagai sesuatu hal yang menentukan arah hidup kita nantinya.

Bagaimana dengan kebaikan yang beruntun datang pada seseorang? Maka Anggaplah itu sebagai DP yang harus kita bayar dengan kebaikan yang lebih besar.
Dalam hidup kita bisa menjadikan sesuatu itu sebagai ujian atau berkah, tergantung pada sudut pandang kita menilainya. Tanda-tanda orang hidup adalah punya harapan. Harapan akan tinggal harapan jika kita tak berbuat. Dan jangan dilihat pada level materi. Masukkan manusia itu pada level energi, bukan pada level materi. Jarang sekali kita mensyukuri nikmat-nikmat keberuntungan yang bukan UANG. Apa yang kita dapatkan sekarang bisa jadi merupakan hasil dari perbuatan 5-10 tahun yang lalu atau bisa jadi kebaikan kita belum mencukupi saldo awal kebaikan.
Sebuah contoh Pemikiran linear= kita menolong seseorang dan berharap orang itu membalas, tetapi jika berpijak pada
Pemikiran tangensial = kita menolong orang dan akumulasi kebaikan itu bisa tejadi 10-50 taun mendatang atau berpindah pada orang lain dan merekalah yang membalas kebaikan kita.
Yang pasti Kita tak pernah bisa mengambil kereruntungan itu kapan saja dan dimana saja tetapi akankeberuntungan itu akan keluar disaat kita membutuhkannya. So positive thinking
Bagaimana Mempertahankan keberuntungan ?
Kita tak boleh sekedar mempertahankan namun kita tingkatkan, bergulung seperti bola salju.
Hari kemaren itu adalah cek yang sudah tak dapat kita cairkan, hari esok adalah cek kosong yang belum kita tulis, dan hari ini adalah hadiah.
Orang yang percaya diri adalah orang yang bisa menerima dirinya apa adanya.
Level kebahagiaan itu naik dari hari kehari. Kesempatan berbuat baik itu selalu muncul di hadapan kita tergantung bagaimana kita menyikapinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar