
Mengumpulkan serpihan semangat yang tercecer dimana-mana, ......
Setelah perjalanan silaturahim bareng-bareng ke tempat Dwisoe, ada pucuk kerinduan dan rasa kehilangan yang tiba2 menyeruak, seolah enggan berpisah dengannya, orang yang pernah
menggenapi hidupku dengan rasa kasih sayang yang sangat sulit terlukiskan, seolah Alloh itu dengan sangat sempurnanya membentuk sosok seorang saudara, teman seperjuangan, sohib seperti dirinya.
Ya Rabb........
nostalgia lagi ketika aku dalam keadaan terpuruk 3 tahun lalu mangkir dan mogok , dialah yang tak pernah absen mengSMS dan memberi perhatian untukku. Kebaikan hatinya bener2 seperti embun, seperti burung, tutur katanya menurutku sangat high class (sulit menggambarkannya) tidak dengan rasa lembut, tapi lebih dari sekedar lembut (baru kali ini aku merasa kesulitan membaca kepribadian orang). Seolah dia memang tercipta seperti itu, tanpa basa-basi tapi keluar jernih dari hatinya yang bersih.
Aku tak pernah berbuat sesuatu untuknya, bahkan sampai berpisahpun aku tak memberinya sesuatu, mungkin dengan sifatku yang cuek, dingin dan tegas ini aku merasa nyaman sekaligus useless berada dekat dengan orang yang sangat hangat dan penuh kasih sayangnya, seakan-akan (rasa care-ku) dan apa yang kulakukan tak berarti dihadapannya.Ya Alloh, betapa maha sempurnanya Engkau,.....
dan sepanjang jalan pulang kemaren hatiku mengharu biru, serasa ada sesuatu yang tertinggal yang belum sempat kulakukan untuknya. Dia terlalu baik, sungguh terlalu baik, dan dia layak mendapatkan yang terbaik, dan dia telah mendapatkannya sekarang.
adalah jebolan ITB, in-breeding, pek nggo (ngepek tonggo sa’kampung) tapi aku kagum dengan semangatnya, kagum dengan ketinggian akhlaqnya, sempurna menyatu dengan parasnya. Dia tak ubahnya seperti pualam yang termetamorfosis dari batu yang sarat dengan keindahan yang tersembunyi, dan ketika ditempa dengan kesempurnaan hidayah, transformasinya sungguh luar biasa... dan hanya keindahan-keindahan saja yang terasa.
Ternyata itulah seninya Alloh.
Duhai ukhtifillah, tak ada kata lain selain rasa syukur bisa bertemu denganmu yang sudah menggenapiku dengan banyak cerita, tak ada yang bisa kukatakan, terimakasih sudah membersamai atas banyak episode yang tak mungkin terlupakan, saat kebaikan sekecil dzarah yang dulu kau lakukan untukku itu terbukti dengan bangkitnya seorang aku kembali di jalan da’wah, mengumpulkan mozaik semangat yang tercecer hingga aku menjadi aku yang kau tau sekarang ini. Bagiku, apa yang kau lakukan adalah luar biasa, hal kecil yang kadang banyak orang lupakan, dan kau layak mendapatkan ganti yang terbaik. Dan Alloh tak akan pernah lupa, saat segenap makhluk dibumi tersentuh oleh kebaikan hatimu dan merekapun berharap yang terbaik pula bagimu.
Barokillah.... ya Rabb, himpunkanlah dia dalam kasih sayangMu.....
Nikmat mana lagi yang aku dustakan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar