13 Agustus 2010

Relativitas Waktu


sebulan lebih tak menelurkan sesuatu apapun dan akibatnya sudah bisa ditebak, banyak kehilangan cerita, dari ujian remediku yang gagal total karena mami ga ngijinin balik ke jogja, sebulan yang lalu, mukhoyyam gagal kuikuti awal juli—temen2 pada cerita
yang seru2-- dan aku Cuma bisa berbombe-bombe,gagal ketemuan dengan mb Titin untuk dapat honor, mubes HMP yang terlewatkan padahal pagi harinya jeung Utut dah koling2, dan masih banyak hal yang terlewatkan begitu saja...fhhh.... ada perasaan berat juga, tapi barangkali udah jadi episode hidupku saat ini.....

  barangkali memang saat ini adalah menyelesaikan prioritas tak terduga dirumah, dan untuk sementara ini harus melepaskan sebagian besar mimpi---tapi baru aja dapat sepenggal nasihat tak terduga dari drama kesukaan ndux Santea --bahwa jangan pernah melepaskan semua keinginan dan impian—(finish my tesis, teaching; be a great teacher, conquer de world, da’wah, tarbiya,make a happy family, etc ..etc..) karena hidup memang tak seterduga yang kita pikirkan, kadang ga melulu harus lurus-lurus aja, dan seperti film fiksi keren yang pernah kutonton De-Javu, adanya teori relativitas perjalanan waktu dimana waktu itu linear, mengalir layaknya sungai dari masa lalu ke masa depan, tapi arahnya dapat berubah jika ada satu peristiwa penting yang masuk pada satu titik sungai itu, maka bisa jadi itu mungkin suatu riak kecil di sungai besar yang perubahan itu sangat tak berarti, artinya aku bisa mencapai tujuanku semula seperti apa yang semestinya telah kurancang, namun bisa menjadi riak besar yang merubah dan menciptakan cabang sungai baru yang mengalir lewat jalur lain, dan keseluruhan perjalanan hidupku pun berubah walaupun tujuan akhirnya tetap sama tapi prosesnya menjadi lebih lama, panjang dan tak biasa.

Nah sekarang tinggal bagaimana aku bisa memaknainya? Bagaimana?

1 komentar: