21 April 2011

MONSTER


Tak semua cerita tentang psikopat itu fiksi. Karena kedoyananku baca cerita-cerita suspence, thriller, detektif, rasanya tak sulit mendeskripsikan bagaimana bentuk psikopat sesungguhnya. Dan faktanya banyak dari kita berpotensi berkepribadian psikopat.


Salah satu komik yang hingga saat ini membuatku penasaran dengan karakter psikopat adalah komik jepang berjudul MONSTER. Sampai merinding membaca aku dibuatnya. Bagaimana penggambaran sosok psikopat yang ditelusuri jejaknya oleh seorang dokter hingga membuat orang-orang kunci pengungkap kebenaran disekitarnya terbunuh. Tapi bukan sinopsis ini yang akan kuceritakan. Nyataya aku menemukan sendiri potensi-potensi psikopat di kehidupan sekitarku dan mengalaminya sendiri hingga saat ini.

Kawans, ada dua jenis psikopat. Yaitu psikopat yang membunuh secara fisik, menghilangkan nyawa orang dengan pisau, pistol atau racun (kebanyakan nonton pilem horror dan baca buku psycho). Sepertinya mudah saja bagi mereka membunuh hanya karena sakit hati, dendam atao demi warisan??? Urusan selesai dan hotel prodeo menanti---bahkan eksekusi---. Tapi yang justru mengerikan adalah jenis psikopat yang kedua, psikopat yang sengaja membunuh karakter orang lain secara psikologis. Mereka menjatuhkan orang lain perlahan-lahan namun sistematis. Metodologinya canggih, mereka suka melihat kekalahan dan penderitaan orang lain. Hatinya melonjak-lonjak gembira ketika berhasil memanipulasi, mendapatkan sesuatu dengan cara menjegal orang lain.

Kesimpulannya, ia tak bernurani. Kalo ingin tau contohnya, tontonlah sinetron-sinetron indonesia, kawanz, dan mudah saja menemukan mereka. Model psikopat dengan mudah saja diperankan melalui karakter-karakter culas, kejam, pendendam, materialistis, hedonis. Dan faktanya sebagian kita doyan sinetron. Secara perlahan, dan kasat mata terbentuklah karakter-karakter psikopat dalam diri masyarakat kita.

Ada juga psikopat intelek. Cara kerjanya terstruktur, oportunis. Biasanya memiliki sistem. Mereka mengesankan sebagai pribadi yang pintar, berpendidikan, pandai mengambil hati,pandai bicara tapi jiwanya garing. Adakalanya introvert, cenderung soliter, tak punya kawan, tapi mereka berambisi besar ingin dikenal. Jadilah psikopat dengan kedok koruptor. Betapa mengerikan. Mereka mampu mematikan penghidupan orang lain sekian turunan, besar-besaran. Dan bagi psikopat jenis ini, mata hati mereka buta hanya demi perut dan eksistensi keturunannya sendiri dan tidak peduli akan orang lain. Maka ketika tertangkap kamera, senyum merona selalu menghias wajah mereka , mengesankan bahwa mereka tidak bersalah—ini ciri psikopat yang umum-- Tapi kita biasa dengan mereka. Sekali lagi telah terbiasa. So, psikopat tak hanya menjadi penyakit personal semata namun berevolusi menjadi penyakit sosial. Urusan jegal menjegal, pembunuhan karakter, mencolong, menjilat, berkolusi demi kekuasaan kepentingan pribadi, nepotisme, korupsi. Kita menjadi sangat biasa dengan semuanya. Dan lambat laun hati nurani kita berubah, membentuk rupa wajah manusia kita bertransformasi seperti monster.

Hanya saja, monster itu kasat mata menjadi manis rupawan. Tapi kita tak pernah tau hal-hal apa yang nantinya memicu jiwa psikopatnya keluar, wajah sang monster sebenarnya. Hanya tinggal menunggu waktu yang tepat. So, belajarlah untuk tidak jadi munafik kawan, ingatlah bahwa tak ada yang abadi dan kita pasti mati dengan membawa pertanggungjawaban.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar