23 Maret 2011

BrEAkThru



Jang Geum


PEREMPUAN INSPIRATIF

Menemukan tulisan lama ini ketika sedang bersih-bersih folderku, mengingat kembali antusiasme klasik dari kekaguman karakter perempuan-perempuan pejuang yang pernah saya amati—sayangnya indonesia terlalu pelit untuk mengangkat karakter perempuan sehebat Kartini atau Cut Nyak Dien dalam lakon-lakon historis yang menakjubkan—
anggap sebagai kompensasi universal dari rasa nasionalisme yang sering diharakiri bangsa sendiri. Sebut saja itu sebagai Out of the Box-cari inspirasi diluar kandang-
Semoga manfaat....



Semakin tinggi sebuah pohon, semakin kencang pula angin bertiup,
Hidup kali ini hanya sebuah gunung yang harus kau lalui dan kau taklukkan,
tak peduli semua orang meninggalkanmu dan kau ditinggalkan,
tetapi bertahan di atas kesendirian membelajarkanmu lebih kuat,

Sepenggal kisah hidup seorang yang memberi banyak inspirasi dan semangat hidup. Sosok wanita hebat yang membuktikan bahwa dia layak mendapat tempat di puncak kusuksesan dan pengakuan seluruh negeri. Ungkapan bahwa dia bagai akar rumput, semakin dicabut semakin dia punya sejuta nyawa untuk hidup adalah benar adanya.
Bagaimana bisa hanya seorang perempuan yang kala itu kedudukannya lebih rendah daripada kaum laki-laki bisa menggebrak negeri dengan kecerdasan, kepiawaiannya sebagai seorang tabib tanpa meninggalkan masa-masa jatuh bangunnya meniti karir.

Bukan hanya sebatas emansipasi kaum perempuan yang menginginkan kesetaraan gender, namun pembuktian aktualisasi potensi diri perempuan, bahwa iapun memiliki peran di ranah-ranah publik yang memang membutuhkan wanita untuk mengisi pos tersebut atau menjadi rekan kerja kaum adam ketika mereka memiliki keterbatasan akses untuk menjangkau dunia kaum hawa. Dan hanya dengan kecerdasan itulah hegemoni kaum adam dapat tunduk dengan pengakuan mereka atas keberhasilan tabib perempuan ini bidang pengobatan. Penghargaan terbesar itu diberikan sendiri oleh kaisar yang memerintah pada waktu itu.

Berangkat dari status dayang yang sengaja dikejarnya demi niat membalas dan merubah sistem feodal dapur istana dimana makanan menjadi alat politik untuk mencapai kekuasaan bagi salah satu pihak yang telah mencerai-beraikan keluarganya. Bagi musuh Dae jang Geum, ia merupakan duri dalam daging yang harus disingkirkan. Tidak halnya dengan ia yang mencintai dunia memasak sejak kecil, ancaman itu justru menyeretnya dalam berbagai macam konspirasi yang menjatuhkannya sekaligus mengangkatnya kembali, tidak sekali dua, justru pada titik kulminasi ujian terberat hidupnya, dia melesat menuju puncak kesuskesan.

Menjadi tabib adalah dunia yang sebelumnya tidak terbayangkan olehnya, walaupun ada korelasi positif antara makanan dengan obat, tapi itu merupakan satu-satunya jalan untuk mengembalikan nama baik dan statusnya. Dengan latar belakang itulah dia mampu menelurkan ide-ide brilian seputar masalah pengobatan yang didukung pula oleh kesenangannya mengeksplorasi banyak hal melalui pengamatan dan eksperimen.

Konsistensi dan keteguhan karakter inilah yang membedakan Sang Jewel dengan rivalnya. Bakat yang selalu diasah dan kekonsistensian inilah yang membuatnya menjadi besar dikemudian hari dan bukan karena warisan gen. Kegagalan dan kekalahan akibat kompetisi yang tidak sportif membuktikan bahwa sebenarnya ia adalah pemenang sejati. Pemenang yang berkali-kali dihempaskan untuk kemudian menjadi besar.

Ada dua orang tipe pemimpin besar, pertama adalah orang yang terlahir besar karena kebesaran nama pendahulunya, sebagian lainnya dipercayakan hal besar padanya (T.Rossevelt). Sang Jewel telah membuktikan hal yang kedua bahwa ada hal besar yang dipercayakan padanya karena itu ia menjadi besar dengan karya-karyanya. Segi positifnya adalah dia selalu jatuh dan gagal berkali-kali tapi justru itu yang senantiasa membuatnya semakin kokoh berdiri dan terus mencoba sampai pada akhirnya mampu membuat gebrakan-gebrakan diluar kebiasaan, menentang kultur yang ada dan semakin membuatnya maju kedepan (Breakthrough). semoga kita termasuk satu diantaranya!!

1 komentar: