09 September 2011

No Fin Ramadhan


Jika saja ia tak pernah berganti dan menjadi dua atau tiga bulan?? mungkin ia menjadi ramadhan spektakuler.....
aku selalu tak rela ia jika pergi terlalu cepat seakan aku akan dibuat semakin uzur dan tua untuk dapat bertemu kembali dengannya...
selalu ada yang hilang di tiap akhir ramadhanku....
melihat jalan-jalan yang semakin lenggang karena sebagiannya memilih tidur di jalan-jalan dalam kendaraan menuju kampung halaman,
mengamati masjid-masjid yang kosong tak beradab karena sebagiannya memilih berkutat di tempat-tempat belanja menimbun logistik menjelang hari raya
jiwaku tak merasa damai melihat diriku sendiri lebih memilih berkotor-kotor menyiapkan pengisi perut.. tapi ini tugas, ini tanggung jawab yang tak terbantahkan....
ada kalanya aku merindukan diriku sendiri berkutat menekuri tilawah panjang sampai mulutku berasa padang pasir..
ada kalanya aku ingin kembali hanya memikirkan diriku sendiri bergerak kesana kemari memaknai tiap keringat yang keluar karena kayuhan sepedaku menyusuri episode kehidupan tiap ramadhan
ada kalanya aku sangat merindukan sujud-sujud panjang di pertiga malam dengan limpahan air mata memohonkan pinta padaNya...
tapi..... episode hidup seperti itu tak selamanya ada, kadang ia harus berganti dengan kesibukan dunia yang sengaja diskenariokan untuk membuatku mengerti kerinduan bersahaja ramadahan seperti itu....
tak ada yang mesti disesali, karena manusia menjalankan perannya masing-masing...
kalaulah jika aku merasa tenang saat ini karena sebiji dzarah azzam yang melekat di kuat jiwaku,
aku akan belajar memaknainya dengan cara yang berbeda, bukan tentang aku sekarang....
aku telah memulainya sekarang..... sekecil apapun yang menjadikannya punya makna
lebih berarti.....
sampai aku merindukannya kembali tiap tahun berharap tidak 30 hari saja, tapi ledakan positif ramadhan itu terasa sampai 365 hari kedepan...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar