14 November 2010

Paranoia???

Apa kelebihan tawaran sebuah persahabatan dengan makhluk berbentuk ikhwan? Sebenarnya aku cukup muak, karena dalam kamusku, semua itu akan berakhir dengan kegetiran apalagi jika dilatarbelakangi rasa tak nyamannya karena sempet cross en crash waktu itu. Sekarang aku baru tau akibatnya, setelah beberapa waktu mengadakan psycho analys Ternyata tak semudah yang dibayangkan.


Mengerikan, ternyata kesempurnaan yang dilihat didepan masih dapat diukur dibandingkan cacat yang tersembunyi di balik mata. Aku tak akan menganggap itu sebagai cela seorang, tapi ga habis pikir rasanya membayangkan penyakit psikologis yang sedang menghinggapinya. Bagaimana mungkin, laki-laki seperti dia kok paranoid terhadap perempuan? Truz ngapain juga marah-marahnya ke aku, yang dinisbatkan sebagai sohibnya. Tiba-tiba aku merasa muak dengan titel sohib yang diberikannya. Seolah-olah dia mengikatku dengan suatu hubungan yang aneh. Kekanak-kanakan dan dibayang-bayangi ketakutan masa lalu seakan tak mampu melihat kedepan. Dan sekarang aku sudah menganggapnya orang aneh. Dan pertemananku dengannya pun aneh. Semoga saja semua bisa berakhir baik. Orang bodoh, kenapa harus menyalahkan nasib ”sial” diri sendiri atas semua hal yang terjadi pada dirinya. bener2 tidak dewasa dan segan menghadapi kenyataan. Fhiuhh..... udah ahh, cut..cut...ga usah gosip-gosip tentang dia. Biar aja ngurusin dirinya sendiri. Bagiku semua udah selesai..finish...fin. aku baru hunting beberapa artikel untuk referensi penyakit jiwa itu.

Paranoid merupakan penyakit kejiawaan (psikis). Penderitanya tampak seperti
orang sehat, tak berbeda dengan manusia lainnya. Menurut kamus Oxford, paranoid
adalah ajektiva, kata sifat, untuk penderita paranoia. Paranoia didefinisikan
sebagai penyakit mental di mana seseorang meyakini bahwa orang lain ingin
membahayakan dirinya. Sedang dalam kamus Webster, paranoia didefinisikan sebagai
gangguan mental yang ditandai dengan kecurigaan yang tidak rasional/logis
Penyakit ini menampakan diri saat penderita bertemu atau berada pada
kondisi-kondisi yagn menjadi faktor pembangkit penyakit tersebut, kemudian
mengubahnya dengan perlaku yang boleh jadi membahayakan manusia lainnya. Kondisi itu berkaitan denga pengalaman pahit atau penderitaan yang tersimpan dalam alam bawah sadar. selalu mencari alur hidup yang “aman”, tidak pernah menyukai kejutan-kejutan, tak senang dengan hura-hura dan selalu menjauh dari pertemuan-pertemuan dengan orang asing yang menimbulkan rasa tidak enak.
banyak orang yang menderita penyakit ini, terutama warga kota-kota besar, maka
terkandung potensi bahaya yang luar biasa. Seandainya ketakutan-ketakutan itu
tak mampu dikendalikan, pasti terjadi “ledakan” emosi berupa tindakan-tindakan
anarkis. Dan, penederita ini tak berbeda jauh dengan orang-orang normal di
sekitarnya.
Pada penderita skizofrenia paranoid, ditandai dengan simptom-simptom / indikasi sebagai berikut:
1. adanya delusi atau waham, yakni keyakinan palsu yang dipertahankan.
- Waham Kejar (delusion of persecution), yaitu keyakinan bahwa orang atau kelompok tertentu sedang mengancam atau berencana membahayakan dirinya. Waham ini menjadikan penderita paranoid selalu curiga akan segala hal dan berada dalam ketakutan karena merasa diperhatikan, diikuti, serta diawasi.
- Waham Kebesaran (delusion of grandeur), yaitu keyakinan bahwa dirinya memiliki suatu kelebihan dan kekuatan serta menjadi orang penting.
- Waham Pengaruh (delusion of influence), adalah keyakinan bahwa kekuatan dari luar sedang mencoba mengendalikan pikiran dan tindakannya.
2. adanya halusinasi, yaitu persepsi palsu atau menganggap suatu hal ada dan nyata padahal kenyataannya hal tersebut hanyalah khayalan.
3. gejala motorik dapat dilihat dari ekpresi wajah yang aneh dan khas diikuti dengan gerakan tangan, jari dan lengan yg aneh dan juga dapat dilihat dari cara berjalannya.
4. adanya gangguan emosi
5. social withdrawl (penarikan sosial), pada umumnya tidak menyukai orang lain dan menganggap orang lain tidak menyukai dirinya sehingga dia hanya memiliki sedikit teman.

Diduga, penyebab gangguan kepribadian ini disebabkan oleh respon pertahanan psikologis (mekanisme pertahanan diri) yang berlebihan terhadap berbagai stress atau konflik terhadap egonya dan biasanya sudah terbentuk sejak usia muda.

. Mungkin banyak manusia diluar sana yang menderita penyakit ini tapi bersembunyi dibalik topeng-topeng kebaikan yang ditunjukkan. Dan lebih dalam lagi, ternyata metode papa Poirot itu emang tokcer untuk menganalisis dan menilai pribadi seseorang hanya dengan percakapan-percakapan tak berarti. Dan ternyata hasilnya luar biasa. Rahasia manusia pun bisa terungkap hanya dengan percakapan tak berarti. Waah... bakat konselor yang terpendam nee..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar