Langit kita dipenuhi dengan benda-benda bulat. Pada siang hari wajah matahari adalah lingkaran. Malam hari bulan kita adalah bola perak dan kita tahu bahwa planet-planet dan bintang-bintang juga bulat. Ribuan benda-benda bulat membuat kita bertanya-tanya; mengapa bintang-bintang tidak bersudut tajam
, seperti yang tampak ketika sedang berkelap-kelip? Atau mengapa setidaknya ada satu planet yang berbentuk kubus atau piramid?
Alasannya? Ada gaya yang mengasah dunia menjadi bola disegala tempat di alam semesta. Gaya itu adalah gaya gravitasi. Gravitasi adalah gaya tarik setiap zat pada zat lainnya. Itulah yang menarik bola bisbol ke bawah dari atas dan yang menjaga planet-planet berkumpul ditempatnya. Semakin besar massa sebuah zat semakin kuat tarikan gravitasinya. Namun dibandingkan dengan gaya-gaya yang lain seperti elektromagnetisme, gravitasi tidak terlalu kuat. Itulah sebabnya kita tidak bisa mendeteksi gaya gravitasi antara dua orang atau antara tanganmu dengan pensilmu. Tidak ada terlalu banyak massa dalam pensil-atau orang.
Namun coba jatuhkan pensilmu dan kamu akan melihat gaya gravitasi beraksi. Pensil jatuh kea rah bumi-tidak ke atas. Dan tidak ke samping. Itu karena gravitasi bumi menariknya. Dibandingkan pensil, bumi adalah benda luar biasa besar, banyak zat dalam satu tempat dengan banyak gaya tarik. Untuk merasakan gaya antara kamu dan bumi, melompat saja ke udara. Yang menarikmu kembali turun adalah ketertarikan tubuhmu pada semua zat di bumi.
Gravitasi menarik benda-benda menjadi satu. Kedelapan planet kita terbentuk dari tabrakan serpihan-serpih material, sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu. Saat bertambah besar gravitasi mereka cenderung menarik semua potongan-potongan material yang lebih kecil dan menambahkan massanya. Kamu masih dapat melihat kejadian ini ketika meteor menyambar dari langit, tertarik kearah bumi.
Saat planet tumbuh, gravitasinya cenderung untuk menariknya menjadi bola. Semakin besar dunia itu, semakin kuat gravitasinya. Kepingan kepingan baru tertarik masuk dan dipipihkan. Akhirnya terbentuk benda bulat. Walaupun gravitasi membentuk planet-planet menjadi bulat,tetapi masih benjol-benjol. Dari ruang angkasa bumi keliatan seperti bola biru putih yang hampir bulat sempurna. Tetapi ketika kita bertambah dekat, kita melihat ada pegunungan tingggi yang menonjol dari permukaannya. Lebih dekat lagi dan kita lihat gedung-gedung dan manusia.
Bumi tidak memiliki cukup massa untuk memipihkan manusia-atau gunung. Tetapi ada batas sebesar apa gunung dapat tumbuh karena kerak planet harus mampu menopang beratnya.Salah satu tetangga terdekat kita, Mars adalah planet yang lebih kecil dengan gravitasi hanya sepertiga Bumi. Sebagian karena gaya tarik Mars lebih kecil, kata James Pollock, ilmuwan planet dari NASA. Struktur alamnya dapat sangat tinggi. Sebagai contoh Olympus Mons, salah satu gunung di Mars, tingginya 23.400 m. itu hampir setinggi tiga gunung Everest ditumpukkan. (Olympus mons diberi nama berdasarkan gunung mitos yunani yang begitu tinggi sampai menjadi kediaman para dewa.
Di planet yang jauh lebih massif daripada Mars atau Bumi, katakanlah 10 kali gravitasi bumi, pemandangan permukaannya lebih rata. Dan hewan-hewan tinggi seperti jerapah berleher panjang tidak akan berhasil baik. Hewan pendek mungkin akan berkeliaran disana. Kadang-kadang gravitasi sebuah benda di angkasa dapat mengubah bentuk benda lain di dekatnya. Sebuah bintang biru super raksasa, menurut ilmuwan memiliki teman yang tak terlihat mengelilinginya(lubang hitam). Lubang hitam(kadang-kadang terbentuk dari bintang yang runtuh)adalah benda yang gravitasinya begitu kuat sampai bahkan cahayapun tak dapat lolos. Tertarik oleh lubang hitam, aliran gas-gas mengalir keluar dari bintang-kedalam lubang. Saat lubang hitam yang tidak terlihat mengorbit, massa bintang tertarik kearah ini dan mengubah bentuk bulatnya.
Di pihak lain benda ringan dan kecil di bumi seringkali sejak awalnya jauh dari bulat. Dengan massa yang begitu sedikit, gravitasi tidak cukup kuat untuk menariknya menjadi bola. Jadi beberapa asteroid tampak seperti gunung-gunung terbang. Dan Phobos, salah satu satelit Mars berbentuk mirip kentang.
sumber: einstein ingin tau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar