(2) Kecerdasan itu Multidimensi
Kecerdasan seseorang itu dapat dilihat dari banyak dimensi, tidak hanya kecerdasan verbal (berbahasa) atau kecerdasan logika. Gardner dengan cerdas memberi label multiple (majemuk) pada luasnya makna kecerdasan. Gardner sepertinya sengaja tidak memberikan label tertentu pada makna kecerdasan seperti yang dilakukan oleh penemu teori kecerdasan lain misalnya Alfred Binet dengan IQ, EQ
oleh Daniel Coleman, dan Adversity Quotient oleh Paul Scholtz. Namun Gardner menggunakan istilah multiple sehingga memungkinkan ranah kecerdasan tersebut terus berkembang. Dan ini terbukti: ranah-ranah kecerdasan yang ditemukan Gardner terus berkembang mulai dari 6 kecerdasan (ketika pertama kali konsep itu dimunculkan) hingga 9 kecerdasan ketika buku Munif chatib ini ditulis.
Setelah mendalami multiple intelligences, kita yakin bahwa kecerdasan itu berkembang dan masih banyak lagi kecerdasan yang belum ditemukan Garrdner atau ahli yang lain.
(3) Kecerdasan, Proses discovering Ability
JK. Rowling adalah seorang penulis yang cerdas dan berhasil. Dia menemukan kondisi akhir terbaiknya pada usia 43 tahun ketika berhasil menulis novel Harry Potter pertama kali. Menurut Rowling, perubahan besar terjadi dalam hidupnya saat ia mengalami proses menuangkan ide gilanya ke dalam bentuk tulisan fiksi Harry Potter. Dengan kata lain proses penulisan tersebut sebenarnya adalah hakikat kecerdasan yang sedang berjalan. Sedangkan bentuk yang berhasil diwujudkan merupakan kondisi akhir terbaik yang muncul akibat proses kecerdasan tersebut.
Multiple intelligences punya metode Discovering Ability yang artinya proses menemukan kemampuan seseorang. Metode ini meyakini bahwa setiap orang pasti memiliki kecenderungan jenis kecerdasan tertentu. Kecenderungan tersebut harus ditemukan melaui pencarian kecerdasan. Jika yang ditemukan adalah kelemahan dalam satu jenis kecerdasan, kelemahan itu harus dimasukkan ke laci dan dikunci rapat-rapat. Multiple intelligences menyarankan kepada kita untuk mempromosikan kemampuan atau kelebiahn seorang anak dan mengubur ketidakmampuan atau kelemahan anak. Proses menemukan inilah yang menjadi sumber kecerdasan seorang anak.
Tentu dalam menemukan kecerdasannya, seorang anak harus dibantu oleh lingkungannya, baik orangtua, guru, sekolah maupun sistem pendidikan yang diimplementasikan disuatu Negara. Betapa banyak contoh tokoh-tokoh cerdas, terkenal, bermanfaat bagi masyarakat ternyata banyak memiliki kelemahan.
Thomas Amstrong dalam karyanya Sparking Creativity in your Child (1993) meneliti bahwa banyak tokoh jenius yang memiliki kelemahan yang cukup parah. Lingkungan yang tidak melihat kelemahan itu sebagai kendala untuk terus belajar dan meraih sukses berhasil mendorong proses belajar si calon tokoh untuk menemukan kondisi akhir terbaiknya. Hasilnya tokoh-tokoh tersebut berhasil mengembangkan kecerdasan mereka dan punya manfaat untuk orang banyak.
Kesimpulannya adalah apabila kondisi lingkungan seseorang kondusif dan selaras dengan kecenderungan kecerdasan yang dimilikinya, orang tersebut akan dengan cepat menemukan kondisi akhir terbaik akibat dipicu oleh kondisi lingkungan tersebut. Sebaliknya apabila kondisi lingkungan tidak mendukung, orang tersebut tidak akan muncul menjadi orang yang mampu member manfaat untuk masyarakat dan dunia. Bayangkan jika lingkngan Helen Keller memandang kelemahannya, memandang bisu tuli dan butanya, sudah pasti nasib Helen Keller akan berakhir menjadi orang biasa yang tinggal dipanti jompo dan tak pernah membuat karya untuk dunia. Perilaku kita sebagai bagian dari lingkungan ternyata menjadi faktor yang signifikan untuk proses discovering ability setiap orang dalam konsep multiple intelligences.
nama | kecerdasan | kondisi akhir | kelemahan |
Agatha christie | linguistik | penulis novel misteri | didiagnosis mengalami learning disability, sangat lamban menerima pelajaran |
Bill gates | Logis matematis | Pendiri perusaan Microsoft, orang terkaya di bumi | Pernah mengalami disleksia |
Cher | Spasial visual | Artis peraih Oscar | Disleksia |
Stevie wonder | Music | Penyanyi, composer, produser, | Buta sejak lahir |
Franklin D.Rossevelt | Interpersonal | Menjadi presiden Amerika era PD II, masa tersulit dalam sejarah amerika | Memimpin Negara dengan duduk di kursi roda karena polio |
Helen Keller | Intrapersonal | Peraih Honorary university degrees women’s hall of fame, the presidential medal of freedom, the lions humanitarian award,kisah hidupnya meraih dua piala Oscar | Buta, tuli, bisu sejak lahir |
Maradona | Kinestetis | Pemain bola terbaik dunia yang menjadi legenda hidup di Argentina | Mengalami gangguan emosi |
Louis Pasteur | Naturalis | Penemu hampir 1800 vaksin termasuk rabies | Menderita attention deficit disorder (ADD |
Dinukil dari buku Sekolahnya Manusia, Munif Chatib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar