masjid nabawi |
Kawan sejawatku pernah
berseloroh, apa ada amalan biar cepat dapat ‘panggilan’ ke rumah Allah? Berarti ngajinya pinter? Sholatnya rajin
apalagi sunnahnya ga luput sehari
semalam? Sedekahnya, puasanya ga cukup senin kemis, tapi daud dan tengah bulan
dibabat habis? Apa memang seperti itu? Ahh…
enggak juga. barangkali untuk sebagian orang-orang yang merasa dirinya cukup dengan amalan ibadah itu bisa jadi Allah legalkan ia dengan undangan istimewa .
Isinya, ‘ Dengan rahmat Allah SWT, dengan ini kami mengundang Fulan bin fulan, umur 47 tahun, (penjual daging sapi di Pasar Pasir selama 20 tahun, tidak pernah mengakali timbangan, tidak pernah mengkhianati pelanggan, suka memberi senyuman, hobi sedekah bila lapang maupun sempit, tidak pernah ketinggalan sholat dhuha ) untuk mengunjungi baitullah di tanah suci. Dan undangan istimewa ini disampaikan oleh perwakilan hambaNya yang lain yang kebetulan pelanggan daging Pak Fulan yang sukses jadi pengusaha bakso.
enggak juga. barangkali untuk sebagian orang-orang yang merasa dirinya cukup dengan amalan ibadah itu bisa jadi Allah legalkan ia dengan undangan istimewa .
Isinya, ‘ Dengan rahmat Allah SWT, dengan ini kami mengundang Fulan bin fulan, umur 47 tahun, (penjual daging sapi di Pasar Pasir selama 20 tahun, tidak pernah mengakali timbangan, tidak pernah mengkhianati pelanggan, suka memberi senyuman, hobi sedekah bila lapang maupun sempit, tidak pernah ketinggalan sholat dhuha ) untuk mengunjungi baitullah di tanah suci. Dan undangan istimewa ini disampaikan oleh perwakilan hambaNya yang lain yang kebetulan pelanggan daging Pak Fulan yang sukses jadi pengusaha bakso.
Tapi lain rupa Pejabat korup yang bolak-balik naik haji, apakah
karena ibadah
sholatnya bener sedangkan tiap hari uang sogokan dikantongi?Anggota dewan terhormat yang hobi cuap-cuap kepentingan rakyat apakah juga muamalatnya bener sedangkan setiap teknis umroh maunya dilayani sampai bikin pusing mutawwifnya?
Apakah benar karena panggilan jiwa mereka?? Apakah karena panggilan Allah?
Satu-satunya yang kupahami adalah mereka bisa haji atau umroh karena ada materi, kesempatan dan koneksi. bahwa jikalau Tuhan benar-benar memanggil, mungkin tuhanku itu hanya ingin melihat dari dekat wajah-wajah kesuh hambanya itu, yang tiap waktu merengek –rengek supaya dikabulkan ini dan itu, dikayakan ini dan itu,dilegalkan kekuasaannya ini dan itu, disejahterakan ini dan itu sedangkan kelakuannya di tanah air dan ditanah suci tetap sama.
Dan mungkin saking muaknya, tuhanku berkata, ‘ oalaah le, tole, nduk, genduk…. Kekarepanmu kok macem-macem, padahal Aku gur njaluk pengabdianmu karo roso syukurmu… mbok tobato sik le…nduk….njaluk ampunanKu sik…trus sing becik kelakuanmu, kowe ojo ngisin-ngisini, ojo dadi menungso takabbur nang omahKu..
(oalah… le (sebutan untuk
lelaki), nduk (sebutan untuk perempuan)…. Permintaanmu kok macam-macam, padahal
Aku hanya minta pengabdianmu dan rasa syukur darimu. Minta lah ampunan dulu dariKu. Terus perbaiki perilakumu,
jangan jadi manusia memalukan dan takabur
di rumahKu(alam semesta)—
dan ini hanya dialog mimpi)
Road to Madinah (Part 2)
Road to Madinah (Part 3)
dan ini hanya dialog mimpi)
Road to Madinah (Part 2)
Road to Madinah (Part 3)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar